Setelah
sempat menyentuh harga 4.696,16 pada tanggal 26 Oktober 2015, akhirnya Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup bulan Oktober 2015 di posisi 4.455,18 (naik
5,48% dari posisinya di bulan September 2015). Sepanjang bulan Oktober, seluruh
sektor menunjukkan pertumbuhan positif dimana sektor aneka industri memimpin
perkuatan IHSG dengan tumbuh sebesar 10,14% diikuti berturut-turut sektor
pertanian, perbankan, industri dasar dan properti & konstruksi dengan
pertumbuhan di kisaran 8%, sedangkan 5 sektor lainnya hanya tumbuh di bawah
IHSG (naik kurang dari 5%). Secara lengkap pertumbuhan masing-masing sektor
sepanjang bulan Oktober 2015 dapat dilhat dalam tabel berikut :
Sentimen
positif yang mendorong penguatan IHSG sepanjang bulan Oktober dikarenakan mulai
membaiknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dimana penguatan rupiah yang
dimulai sejak minggu pertama Oktober hingga sempat menyentuh Rp. 13.266 per
dollar AS tanggal 15 Oktober 2015. Hal itu disebabkan karena akhir September
yang lalu Pemerintah telah meluncurkan paket kebijakan jilid 3 yang mengatur
penurunan harga solar, gas elpiji dan tarif dasar listrik untuk industri dan
disambut positif oleh pasar. Pada akhir Oktober 2015 rupiah ditutup di level
Rp. 13.668 per dollar AS. Walaupun begitu penguatan rupiah tersebut masih
dibayang-bayangi oleh ketidakpastian The Fed (Bank Sentral AS) kapan akan
menaikkan suku bunga acuan dari posisi 0,25% yang sudah bertahan selama 7
tahun.
Dari data inflasi, Bank Indonesia memperkirakan bulan
Oktober ini akan terjadi deflasi dimana hingga minggu ketiga sudah terjadi
deflasi o,o9% sehingga sepanjang tahun ini angka inflasi tahunan diperkirakan
akan berada dibawah 4%. Walaupun begitu Bank Indonesia tetap akan hati-hati
dalam menentukan kebijakan mengenai tingkat suku bunga yang masih bertahan di level
7,50%.
Dalam 2 bulan ke depan sepertinya hanya keempat sektor ini
yang akan membukukan pertumbuhan yang lebih baik dibanding IHSG sehingga
penulis akan lebih fokus menata portofolio sahamnya di keempat sektor tersebut.
Salam,
Hendra