Akhirnyaaa….setelah hampir setahun vakum
mengisi blog ini, penulis dapat meluangkan waktu lagi untuk mengisi blog ini di
sela-sela kesibukan penulis. Tidak terasa sekarang sudah memasuki bulan
September 2016 dan ketika penulis melihat posisi IHSG sekarang (per tanggal 9
September 2016) di angka 5.281,92, it means that IHSG sudah naik 15% sejak
akhir tahun 2015 yang lalu. Hal yang sangat menggembirakan tentunya bagi para
investor saham setelah tahun 2015 yang lalu IHSG terpuruk hingga menyentuh
angka terendahnya di 4.200-an. Di kesempatan kali ini, penulis akan mencoba
melihat sektor mana saja yang menjadi pendorong kenaikan IHSG yang cukup
signifikan ini, tentunya hal tersebut dapat menjadi pegangan bagi kita dalam
menentukan saham yang akan masuk dalam portofolio investasi saham kita. Let’s
check it out...
Lima sektor mencatatkan kenaikan yang melebihi
kenaikan IHSG selama tahun 2016 ini (Year to Date). Berturut-turut sektor
tersebut adalah Sektor Pertambangan mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 46%,
diikuti oleh Sektor Aneka Industri 28%, kemudian Sektor Industri Dasar 24%,
Sektor Industri Manufaktur naik hampir 21%, dan Sektor Industri Barang Konsumsi
naik sebesar 17%.
Secara lengkap dapat dilihat pada grafis berikut :
Naiknya harga minyak mentah dunia,
dimana pada awal tahun 2016 sempat terjerambab hingga 35 dollar AS per barrel
hingga sekarang di kisaran 45-47 dollar AS per barrel, menjadi faktor utama
melesatnya harga saham-saham di sektor pertambangan. Kenaikan harga minyak
tersebut selain karena disebabkan melemahnya nilai mata uang Dollar AS, juga disebabkan
karena mulai meningkatnya permintaaan dari sejumlah negara besar seperti India,
Rusia, dan Tiongkok. Walaupun begitu, masalah over supply tetap menjadi
kekhawatiran utama pasar global mengingat belum adanya kesepakatan di antara
negara-negara yang tergabung dalam OPEC untuk membatasi produksi minyak.
Beberapa
saham pertambangan besar yang naik cukup banyak sejak awal tahun antara lain
ADRO (naik 147%), PTBA (naik 123%), ITMG (naik 95%), INCO (naik 72%), ELSA
(naik 96%), MEDC (naik 89%), ANTM (naik 120%), dan PTRO (naik 105%). Sedangkan
saham grup bakrie ENRG masih tetap di level gocap alias lima puluh rupiah di
kala saham-saham lainnya di sektor pertambangan mencatatkan kenaikan yang
signifikan. Sementara itu, kenaikan empat sektor lainnya yang juga mengungguli
IHSG, yakni Sektor Aneka Industri, Manufaktur, Industri Dasar, dan Barang
Konsumsi, lebih banyak disebabkan oleh menguatnya nilai tukar rupiah dalam mata
uang Dollar AS.
Sebagai investor, tentunya kita harus
jeli melihat faktor-faktor penyebab menguatnya IHSG sepanjang tahun 2016 ini. Kebijakan
dalam negeri pemerintah dalam hal ekonomi antara lain kebijakan amnesti pajak, terjaganya
inflasi dibawah level 4%, dan masuknya Sri Mulyani dalam kabinet,memberikan
angin segar bagi bursa saham Indonesia. Ditambah faktor-faktor eksternal yang
cukup signifkan seperti menguatnya nilai tukar rupiah terhadapat mata uang
Dollar AS dan kenaikan harga minyak mentah. Oleh karena itu, pilihan portofolio
saham penulis pada beberapa waktu ke depan mungkin akan fokus pada sektor
industri dasar dan aneka industri, sedangkan untuk sektor pertambangan penulis cenderung
untuk trading jangka pendek (swing) saja, bukan untuk investasi jangka menengah
ataupun jangka panjang.