Selasa, 13 September 2016

Catatan IHSG 09-09-2016

Akhirnyaaa….setelah hampir setahun vakum mengisi blog ini, penulis dapat meluangkan waktu lagi untuk mengisi blog ini di sela-sela kesibukan penulis. Tidak terasa sekarang sudah memasuki bulan September 2016 dan ketika penulis melihat posisi IHSG sekarang (per tanggal 9 September 2016) di angka 5.281,92, it means that IHSG sudah naik 15% sejak akhir tahun 2015 yang lalu. Hal yang sangat menggembirakan tentunya bagi para investor saham setelah tahun 2015 yang lalu IHSG terpuruk hingga menyentuh angka terendahnya di 4.200-an. Di kesempatan kali ini, penulis akan mencoba melihat sektor mana saja yang menjadi pendorong kenaikan IHSG yang cukup signifikan ini, tentunya hal tersebut dapat menjadi pegangan bagi kita dalam menentukan saham yang akan masuk dalam portofolio investasi saham kita. Let’s check it out...

Lima sektor mencatatkan kenaikan yang melebihi kenaikan IHSG selama tahun 2016 ini (Year to Date). Berturut-turut sektor tersebut adalah Sektor Pertambangan mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 46%, diikuti oleh Sektor Aneka Industri 28%, kemudian Sektor Industri Dasar 24%, Sektor Industri Manufaktur naik hampir 21%, dan Sektor Industri Barang Konsumsi naik sebesar 17%. 

Secara lengkap dapat dilihat pada grafis berikut :
 
 
Naiknya harga minyak mentah dunia, dimana pada awal tahun 2016 sempat terjerambab hingga 35 dollar AS per barrel hingga sekarang di kisaran 45-47 dollar AS per barrel, menjadi faktor utama melesatnya harga saham-saham di sektor pertambangan. Kenaikan harga minyak tersebut selain karena disebabkan melemahnya nilai mata uang Dollar AS, juga disebabkan karena mulai meningkatnya permintaaan dari sejumlah negara besar seperti India, Rusia, dan Tiongkok. Walaupun begitu, masalah over supply tetap menjadi kekhawatiran utama pasar global mengingat belum adanya kesepakatan di antara negara-negara yang tergabung dalam OPEC untuk membatasi produksi minyak.

Beberapa saham pertambangan besar yang naik cukup banyak sejak awal tahun antara lain ADRO (naik 147%), PTBA (naik 123%), ITMG (naik 95%), INCO (naik 72%), ELSA (naik 96%), MEDC (naik 89%), ANTM (naik 120%), dan PTRO (naik 105%). Sedangkan saham grup bakrie ENRG masih tetap di level gocap alias lima puluh rupiah di kala saham-saham lainnya di sektor pertambangan mencatatkan kenaikan yang signifikan. Sementara itu, kenaikan empat sektor lainnya yang juga mengungguli IHSG, yakni Sektor Aneka Industri, Manufaktur, Industri Dasar, dan Barang Konsumsi, lebih banyak disebabkan oleh menguatnya nilai tukar rupiah dalam mata uang Dollar AS.

Sebagai investor, tentunya kita harus jeli melihat faktor-faktor penyebab menguatnya IHSG sepanjang tahun 2016 ini. Kebijakan dalam negeri pemerintah dalam hal ekonomi antara lain kebijakan amnesti pajak, terjaganya inflasi dibawah level 4%, dan masuknya Sri Mulyani dalam kabinet,memberikan angin segar bagi bursa saham Indonesia. Ditambah faktor-faktor eksternal yang cukup signifkan seperti menguatnya nilai tukar rupiah terhadapat mata uang Dollar AS dan kenaikan harga minyak mentah. Oleh karena itu, pilihan portofolio saham penulis pada beberapa waktu ke depan mungkin akan fokus pada sektor industri dasar dan aneka industri, sedangkan untuk sektor pertambangan penulis cenderung untuk trading jangka pendek (swing) saja, bukan untuk investasi jangka menengah ataupun jangka panjang.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar